KBRINA.COM,MENTOK- Semua imbas dari susahnya mencari rezeki baik dari segi Tambang maupun Perkebunan,tentunya dari harga jual yang semakin rendah.
Dilihat dari segi dilapangan perubahan saat ini memang dramatis terasa sempit dikalangan para pejuang nafkah, seperti yang dirasakan oleh para penambang yang cukup besar penurunan karena harga yang jauh merosot sedangkan biaya operasional sangat tinggi, keluh kesah para pekerja memang hanya sebagai beban yang tak bisa menjadi sebuah bekal bagi modal usaha.
Saat penulis diberikan sedikit curhatan oleh penambang yang menceritakan tentang keadaan posisi sekarang yang mereka rasakan pada saat ini.
” Sulit bang kalau saat ini harga timah turun, operasional besar kami dak bise makan Kalau seperti ini , sulit diceritakan , cari timah sulit,harga murah, kerja selalu di usik, sering berhenti Ndak bekerja kami bang.” Ujar gembul.
Penambang sebagai pekerja lapangan yang langsung terlibat dengan keadaan kerasnya kehidupan mencari nafkah, mencari pasir timah bagi mereka adalah salah satu pekerja yang bisa diandalkan mereka Dipulau Bangka, mayoritas masyarakat di daerah Negeri Serumpun Sebalai adalah mata pencahariannya menambang.
Dari zaman dahulu dari nenek moyang kita dahulu sudah mengenal yang namanya pasir timah dan sudah terlibat langsung untuk menambang walaupun dahulu tak secangih seperti ini.
“Kita ni dari dahulu menambang,nenek moyang kita menambang jadi sampai sekarang masih pekerja cari timah kalau timah tidak ada lagi kita semua susah pak”ungkap masyarakat penambang.
Artikel ini dibuat berdasarkan sumber para penambang yang dilapangan secara langsung dan kesadaran mereka dengan keluh kesah mereka.