KBRINA, MENTOK — Kasus penculikan, penyekapan dan penganiayaan yang dialami Asnadi alias Nadi (40) warga KP. Mentok Asin RT/RW 004/010, Kelurahan Tanjung, Kecamatan Mentok, Kabupaten Bangka Barat kini menjadi konsumsi publik. Pasalnya dikutip salah satu media ternyata Danyon Inf 147/KGJ telah mendatangi kediaman korban bertujuan untuk silahturahmi dan membantu biaya korban sebagai kemanusiaan. Oknum TNI inisial ALD dalam pemberitaan tersebut hanya mengantarkan korban pemukulan Nadi dimana beliau dipukuli oleh pelaku yang tidak diketahui identitasnya sampai saat ini.
Namun pemberitaan tersebut berbeda dengan pengkuan Jaja (56) salah satu karyawan Menkiong saat dikonfirmasi Tinta Berita Babel Jejaring Media Kbrina.com di Tempat Kejadian Perkara (TKP), jaja membenarkan kejadian itu.
“Benar kejadian itu, pak saya disini tukang masak kalau orang dipukul tadi malam ada, cuma saya tidak tau pasti, kalau saya dengar masalah orang itu maling besi cor. Itu Pak Aldi dari tentara yang pukul orang itu,”ungkap Jaja.
Tidak Hanya Jaja, salah satu karyawan proyek Menkiong saat ditemui sejumlah wartawan, membenarkan kalau korban dupukul oleh Pak Aldi.
“Saya kurang tau, Pak Aldi sama siapa, pokoknya Pak Aldi saja, kami kan kerja disini terus ketika kami sudah pulang korban sudah babak belur, kalau kejadianya sebelum setengah 5 sore,” ungkap salah satu pekerja ketika diwawancarai.
Kepada wartawan, Sabtu (30/3/24) Siang. Nadi menceritakan bahwa kejadian itu pada hari Jum’at, (29/3/24) pukul 16.00 WIB. Yang mana pada saat itu ia sedang berada dilaut untuk memukat. Tiba – tiba saat sampai dirumah ia mendapatkan informasi bahwa ada sejumlah tentara yang mencarinya.
“Ketika saya pulang kerumah, kata orang tua saya ada yang cari memakai seragam tentara, kemudian orang tua saya menjawab tidak ada. Saya pun menanyakan siapa pak tentara itu, disebut orang tua saya nama nya Aldi. penasaran ahkirnya saya menyusul pak Aldi. Belum sampai dijalan aspal saya langsung di culik mereka dan motor saya ditinggalin,”kata Nadi.
Lanjut Nadi, setelah diculik, ia dibawah dan sekap dirumah kosong milik mengkiong pengusaha yang berada di kabupaten Bangka Barat. Selanjutnya dilakukan penyiksaan menggunakan selang dan menutup matanya dengan lakban.
“Saya dicambok pak aldi, dia pakai cambok dan pukul muka saya, belakang saya menggunakan selang, terus badan saya di tusuk dengan api rokok untuk mengakui tuduhan tersebut,”kata Nadi.
Masih dikatakan pria yang berprofesi sebagai nelayan itu, bahwa ia disiksa selama 5 jam dan kembali dibawah ke Mapolsek Mentok. Namun Polsek mentok tidak bisa menerima saya karena kondisi saya sedang babak belur akibat penganiayaan yang dilakukan pada malam itu.
“Saya dipukul dan disuruh mengakui tuduhan itu padahal saya tidak melakukan apa apa, pak tapi mereka menyiksa saya seperti binatang, waktu saya di pukul itu tangan saya diingat dengan lakban juga mulut saya disumbat dengan pelastik hitam dan mata saya ditutup,” ujarnya.