banner 728x90
Lembaga Kelautan dan Perikanan Indonesia (LKPI) Provinsi Babel, LMR -RI, dn SWI Babel, Siap dukung pengerukan Muara Jelitik Sungailiat. - Kantor Berita Indonesia

Lembaga Kelautan dan Perikanan Indonesia (LKPI) Provinsi Babel, LMR -RI, dn SWI Babel, Siap dukung pengerukan Muara Jelitik Sungailiat.

Ketua LPKI Babel, Amsal Pattimbangi bersama perwakilan nelayan di kampung nelayan ll
Ist.

kbrina.com-Sungailiat, Bangka. Ketua LKPI Prov.Babel, Sekber Wartawan Indonesia (SWI) Babel, dan Lembaga Missi Reclassering Republik Indonesia (LMR-RI) wilayah Bangka Belitung siap dukung kegiatan pengerukan dan pendalaman Muara Jelitik untuk kepentingan masyarakat nelayan Sungailiat, Bangka, Rabu (21/5) lalu.

Hal ini disampaikan langsung oleh plt LPKI Babel, Amsal Pattimbangi di dampingi Ketua LMR RI Babel, Kaaf Maijen, dan Ketua SWI Babel, Erwin serta beberapa wartawan media online.

“Secara pribadi saya sangat mendukung kegiatan pengerukan dan pelebaran muara sungai Jelitik yang merupakan alur keluar masuk kapal nelayan, di situlah para mereka menggantung hidupnya dan mencari nafkah,” kata Amsal Pattimbangi saat ditemui di kediamannya.

Sebelumnya, diketahui bahwa pendangkalan dan penyempitan Muara Jelitik sudah sering terjadi dan menjadi perihal yang sudah ada selama bertahun-tahun.

Menurut nya muara ini merupakan akses keluar masuk satu-satunya bagi nelayan di Sungailiat dan senantiasa menyebabkan kapal-kapal milik nelayan kandas serta terhenti di tengah-tengah muara, tidak hanya merugikan secara materil tetapi juga dapat membahayakan keselamatan.

“Sekali lagi kami para nelayan di seputaran wilayah muara Jelitik sangat mendukung jika memang akan diadakan mengerukan dan pendalaman muara sungai, karena tujuannya untuk kepentingan dan kebaikan bersama, ” tegasnya.

Dukungan senada juga di sampaikan Ketua Lembaga Missi Reclassering Republik Indonesia (LMR-RI) wilayah Bangka Belitung, Kaaf Maijen.

“Kami sebagai lembaga independen sangat mendukung kegiatan pengerukan muara Jelitik, Apalagi ini demi kepentingan masyarakat nelayan, ” ujarnya.

Selama ini nelayan mengeluhkan sering kandasnya kapal di tengah muara, nelayan harus lebih berhati-hati dan waspada untuk melewati muara tersebut.Bahkan nelayan juga harus pandai-pandai dalam memperkirakan kapan air akan pasang agar bisa lewat dengan lancar.

Pendangkalan yang terjadi pada muara itu menyebabkan terhambatnya arus lalu lintas bagi nelayan, serta dapat mengancam keselamatan jiwa.

“Memang selama ini, muara tersebut sudah sering dikeruk pasirnya, bahkan sudah ada escavator yang stand by di sekitar situ, tapi hasilnya ya belum maksimal,”ujar Kaaf Maijen.

Sementara itu menurut Erwin selaku pengamat sosial dan ketua SWI Babel,
Harapan masyarakat kedepannya bukan hanya pengerukan dan pendalaman saja yang terus dilakukan tetapi juga penanganan jangka panjang untuk mengatasi masalah pendangkalan tersebut.

“Ya kita harap, permasalahan yang sudah bertahan selama bertahun-tahun ini bisa segera diatasi, Kedepannya dengan adanya wacana pengerukan dan pendalaman kembali muara sungai serta wacana akan di bangunnya dam dikanan-kiri muara secara permanen, Diharapkan pendangkalan tidak terjadi lagi,” ungkap Erwin usai mengunjungi muara sungai Jelitik. (RES)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *