Dugaan Praktik Politik Uang di Pilkada 2024 Bangka Barat Mencoreng Demokrasi

Ilustrasi Money Politics

BANGKA BARAT,KBRINA.COM – Pilkada 2024 yang akan dilaksanakan pada tanggal 27 November 2024, sedikit tercoreng karena dugaan praktik money politic dari salah satu kandidat peserta Pilkada 2024. Hal ini disampaikan oleh salah satu orang warga Kecamatan Mentok, yang mengatakan adanya pertemuan antara salah satu pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati kabupaten Bangka Barat dengan salah satu warga Kecamatan Mentok inisial Dr.MR. Dari hasil penelusuran sumber, kedua belah pihak itu bertemu di Lokasi Homestay Studioman depan Tugu Lokomotif, jln Jendral Sudirman, Kecamatan Mentok, Bangka Barat, Senin( 25/11/2024 ).

“Sekira jam 20.00 WIB  tadi itu Dr. MR  koordinator melakukan pertemuan di Homestay Studioman tempat Dr MR lah, nah itu sempat dari cabup sempat ngamuk karena kebocoran tentang dana,” ucap Udin.

Rencana awal lokasi pertemuan antara salah satu paslon tersebut dengan Dr MR beserta Leader di jadwalkan akan bertemu di Kampung Culong, pukul 14.00 wib di hari yang sama, namun dibatalkan.

“Untuk jadwal pertemuan dengan Dr.MR seharusnya mereka melakukan pertemuan di Culong jam 2 siang, tapi di batalkan, malam ini baru untuk pencairan sekitar jam 8 malam,” terang Udin.

“Dana tu harusnya Rp 200.000,00 , karena koordinator tuh bocor, jadi dapat Rp 100.000,00 dan semuanya sudah dicairkan,” ungkapnya.

Dalam informasinya,sumber menambahkan bahwa Cabup dari Paslon yang saat itu hadir dalam pertemuan tersebut sempat marah akibat kebocoran atas besarnya nomimal yang akan dibagikan.

” Cabup Paslon itu  datang dan bertemu dengan orang yang melakukan kesalahan, dia ( Cabup-red)marah-marah terus keluar dan langsung pulang,” sebut Udin.

Ditempat terpisah ditemukan juga kejadian yang terindikasi adanya dugaan praktik Money Politic yang dilakukan oleh paslon yang sama. Salah satu orang warga di Pal 2 yang bernama Liku memberi pengakuan bahwa ada seorang wanita datang menemuinya dengan maksud untuk meminta Foto copy 5 buah Kartu Tanda Penduduk ( KTP ). Selain meminta KTP wanita yang  berinisial LND itu mengarah agar dalam pencoblosan nanti memilih paslon dimaksud serta memberikan selembar uang dengan nominal 50 ribu rupiah untuk keperluan biaya pembelian BBM.

“ Ibu itu datang meminta KTP sebanyak 5  KTP dan memberi uang 50 ribu untuk pembelian bensin, nanti diberi uang lagi setelah selesai pencoblosan,” Kata Liku.

“ Sampai hari ini, (26/11/24) saya baru dapat 10 orang dan KTP dari 10 orang itu sudah saya setorkan ke LND yang beralamat tinggal di Gang Sukun Kecamatan Mentok,” tutup Liku mengakhiri keterangannya.

Terkait temuan diatas media ini berupaya menghubungi Paslon yang dimaksud dan  Ketua Bawaslu Bangka Barat guna meminta konfirmasi, namun sampai berita ini diterbitkan baik pihak Paslon maupun pihak Bawaslu belum memberikan jawaban apapun. Wartawan media juga terus berusaha melakukan upaya – upaya konfirmasi lanjutan kepada pihak pihak terkait termasuk upaya konfirmasi kepada Dr.MR dan LND. ( Tim/red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *