Gambar 2 Gambar 2

Diskusi “Belande Diberik Tanah” Bahas Kepemilikan Lahan di Negeri Serumpun Sebalai

KBRINA.COM, PANGKALPINANG — Rumah Solidaritas Pemuda (RUSIP) kembali menggelar forum diskusi bertajuk “Belande Diberik Tanah: Masihkah Bumi di Negeri Serumpun Sebalai Milik Rakyat?” yang akan berlangsung pada Kamis, 30 Oktober 2025 pukul 19.00 WIB di Kantor DPW PSI Bangka Belitung, Jalan Girimaya No. 22 Bukit Besar, Kota Pangkalpinang.

Diskusi publik yang memasuki Episode 3 ini menghadirkan sejumlah tokoh sebagai pemantik, di antaranya Ust. Zuhri M. Syazali (Anggota DPD RI), M. Hafidz (Yayasan Hijau Negeriku), dan Adet Mastur (Ketua DPD PSI Bateng sekaligus mantan Ketua DPRD Bateng). Sementara itu, acara akan dipandu oleh Atok Kulop (Ahmadi Sofyan).

Tema “Belande Diberik Tanah” diangkat untuk menggugah kesadaran publik terkait isu kepemilikan lahan dan pengelolaan sumber daya di Bangka Belitung. Melalui diskusi ini, para narasumber diharapkan dapat mengurai persoalan siapa sebenarnya yang menikmati hasil bumi di daerah ini — rakyat atau justru pihak lain.

Host kegiatan, Atok Kulop (Ahmadi Sofyan), mengatakan bahwa diskusi seperti ini merupakan agenda rutin RUSIP yang setiap bulan mengangkat tema-tema aktual dan menggigit. “Kita ingin membuka ruang pikir dan percakapan publik. Setiap bulan kita hadirkan topik yang relevan dengan kehidupan masyarakat. Bulan depan misalnya, temanya ‘Beras Abis, Tungku Hilang’, dan akan menghadirkan narasumber-narasumber berkelas,” ujarnya.

Acara yang didukung oleh Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ini diharapkan menjadi ruang dialog kritis antara masyarakat, aktivis, dan pemangku kebijakan untuk memastikan tanah dan sumber daya alam tetap menjadi milik rakyat sebagaimana amanat konstitusi.

Lebih dari sekadar diskusi, kegiatan ini menjadi ajang refleksi bersama — bahwa sejarah kolonialisme yang dulu merampas tanah rakyat jangan sampai berulang dalam bentuk baru di masa kini.

(Brama_Kumbara)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *