Kutukan Kemakmuran di Tengah Limpahan Timah

PANGKALPINANG,KBRINA.COM – Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, yang seharusnya menjadi cerminan kemakmuran akibat kekayaan alam timahnya, justru terjebak dalam ironi pahit. Di tengah melimpahnya sumber daya mineral ini, tingkat kesejahteraan masyarakat justru jauh dari harapan.

Kemanakah mengalirnya hasil tambang timah yang begitu melimpah?

Salah satu kejanggalan yang mencolok adalah keputusan untuk membangun pabrik hilirisasi timah di luar daerah, seperti Cilegon dan Batam.

Keputusan ini jelas merugikan masyarakat lokal yang kehilangan potensi lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi. Eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan juga semakin memperparah situasi, mengancam keberlangsungan hidup nelayan tradisional yang telah turun-temurun menggantungkan hidupnya pada laut.

Di tengah kondisi yang memprihatinkan ini, peran pemerintah daerah dan pusat dinilai sangat lemah. Masyarakat mempertanyakan sikap diam para pejabat publik yang seharusnya menjadi representasi suara rakyat.

Dugaan adanya kepentingan politik dan bisnis yang lebih besar di balik kebijakan-kebijakan yang merugikan masyarakat semakin menguat.

Praktik pertambangan yang tidak berkelanjutan telah menimbulkan kerusakan lingkungan yang parah dan mengancam keberlangsungan hidup generasi mendatang.

Selain itu, nelayan tradisional juga merasa hak-hak mereka dirampas oleh kelompok-kelompok kepentingan tertentu yang lebih mengutamakan keuntungan pribadi daripada kesejahteraan masyarakat.

Sudah saatnya masyarakat Bangka Belitung bersatu dan memperjuangkan hak-hak mereka. Dengan semangat persatuan dan gotong royong, masyarakat diharapkan mampu mencegah eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan dan memastikan hasil tambang dapat dinikmati secara adil dan merata oleh seluruh lapisan masyarakat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *