KBRINA.COM, PANGKALPINANG— Aroma gurih kerupuk Bangka yang khas dan renyah, bukan sekadar camilan, melainkan warisan rasa yang telah mengakar dalam budaya masyarakat Kepulauan Bangka Belitung. Kini, camilan legendaris ini berpeluang besar menembus pasar global, membawa nama daerah ke pentas dunia.
Dalam kunjungan kerjanya ke Pangkalpinang, Selasa (15/7/2025), Menteri Koperasi dan UKM RI, Budi Arie Setiadi, memberikan apresiasi luar biasa terhadap kerupuk Bangka. Di hadapan para pelaku UMKM dan tokoh masyarakat, ia menyebut kerupuk Bangka sebagai yang terbaik.
“Kerupuk Bangka adalah yang terenak di dunia, bukan hanya di Indonesia,” tegas Menteri Budi Arie, disambut tepuk tangan meriah.
Pujian itu bukan sekadar retorika, melainkan bagian dari visi besar pemerintah untuk mengangkat potensi produk lokal melalui program Koperasi Desa Merah Putih (KOPDES) — sebuah inisiatif nasional yang akan menjadi tulang punggung ekonomi desa modern.
Menteri Budi menjelaskan bahwa kerupuk Bangka akan menjadi salah satu produk unggulan yang diprioritaskan pemasarannya melalui jaringan koperasi di berbagai daerah, dari Jakarta hingga Jawa Barat.
“Nanti kerupuk-kerupuk Bangka akan dijual di seluruh Indonesia. Kita akan dorong agar produk ini dikenal dan dinikmati lebih luas,” ujarnya penuh optimisme.
Program KOPDES sendiri akan diluncurkan resmi oleh Presiden Joko Widodo pada 21 Juli mendatang. Targetnya ambisius: membentuk 80.000 koperasi di seluruh Indonesia. Lebih dari sekadar koperasi, ini adalah langkah strategis membangun ekosistem ekonomi rakyat yang tangguh dan berkelanjutan.
Salah satu pilar utama KOPDES adalah digitalisasi. Dengan dukungan teknologi, pelaku UMKM seperti pengrajin kerupuk akan memiliki akses lebih luas terhadap pasar, permodalan, dan pendampingan usaha.
“Ekosistem koperasi ini akan memberdayakan masyarakat desa, meningkatkan pendapatan, dan menciptakan kesejahteraan yang merata,” kata Budi Arie.
Manfaat ekonomi dari program ini dirancang untuk langsung dirasakan oleh masyarakat. Dengan efisiensi rantai pasok dan harga bahan baku yang lebih bersaing, margin keuntungan pelaku usaha akan meningkat, membuka jalan bagi pertumbuhan ekonomi inklusif dari desa ke kota.
“Ini adalah tahun kebangkitan koperasi, tahun kebangkitan ekonomi rakyat,” pungkas Menteri Budi Arie.
Kerupuk Bangka, dengan segala kelezatannya, kini tidak hanya menjadi oleh-oleh khas. Ia bertransformasi menjadi simbol harapan baru — bahwa dari tangan-tangan pengrajin lokal, ekonomi desa bisa berdiri kokoh dan mengharumkan nama Indonesia di mata dunia. (Esha)

