PARIWISATA BANGKA BELITUNG BAIKNYA DITATA BUKAN SEKEDAR WACANA KELAS DUNIA

Oplus_131072

Penulis : Zamzami (Aktifis Pemuda Bangka Belitung)

kbrina.com, Pangkalpinang – Menurut pasangan BERDAYA calon Gubernur Bangka Belitung (Bapak Hidayat Arsani) dan wakil Gubernur (Ibu Hellyana) tentang, begaiamana membangun pariwisata untuk Bangka Belitung, baiknya Berpikir sederhana namun terlaksana, berpikir dunia namun sekedar wacana, Pariwisata bangka belitung butuh perbaikan segera, bukan yang selalu dijadikan wacana saja, kita bisa melihat kondisi hari ini, misalnya:

1. Kerusakan Lingkungan yang Masif
Kontradiksi dengan Konsep Pariwisata Berkelanjutan: Lingkungan yang rusak, terutama akibat penambangan timah dan aktivitas ilegal, merusak daya tarik utama pariwisata, yaitu alam. Pengembangan pariwisata tanpa pemulihan lingkungan akan kehilangan pondasinya. Ketergantungan pada eksploitaso alam: Fokus pada pembangunan pariwisata tanpa memperhatikan keberlanjutan justru dapat memperparah kerusakan, seperti tekanan terhadap ekosistem laut dan darat yang sudah kritis.

2. Kesiapan Sumber Daya Manusia (SDM) yang Lemah, Minim Kompetensi di Sektor Pariwisata: Penduduk lokal belum banyak yang terlatih untuk menangani wisatawan internasional, baik dalam hal keterampilan teknis (hospitality) maupun bahasa asing. Ketidaksiapan Mentalitas: Pendekatan jangka panjang seperti pelatihan sering diabaikan karena masyarakat cenderung fokus pada keuntungan cepat dari sektor lain seperti tambang.

3. Fokus yang Tidak Proporsional
Mengabaikan Masalah Dasar: Fokus pada pengembangan internasional sering kali melupakan kebutuhan dasar seperti infrastruktur lokal yang layak, pendidikan, dan kesejahteraan masyarakat. Gagal Menangani Isu Sosial-Ekonomi: Kemiskinan, pengangguran, dan ketimpangan sosial di daerah menjadi hambatan besar yang diabaikan dalam rencana besar ini.

4. Minimnya Tindakan Nyata
Banyak Retorika, Sedikit Implementasi: Kebijakan dan rencana seringkali hanya terlihat di atas kertas tanpa ada eksekusi nyata di lapangan. Kurangnya Koordinasi Antar Pemangku Kepentingan: Tidak adanya sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta menyebabkan rencana besar terhenti di tengah jalan.

5. Kerentanan terhadap Eksploitasi
Potensi Gentrifikasi dan Penggusuran: Pengembangan pariwisata berskala besar dapat menyebabkan masyarakat lokal tersisih dari tanah mereka, terutama jika investasi tidak berpihak pada masyarakat. Ketergantungan pada Investor Luar: Fokus pada proyek besar internasional sering kali melibatkan modal asing, yang dapat mengakibatkan hilangnya kontrol lokal atas sumber daya dan destinasi wisata.

6. Branding yang Tidak Autentik
Potensi Hilangnya Identitas Lokal: Demi memenuhi standar internasional, ada risiko bahwa kekayaan budaya dan kearifan lokal Bangka Belitung justru dilupakan atau diseragamkan. Promosi yang Tidak Tepat Sasaran: Usaha promosi tanpa membenahi kualitas destinasi akan berdampak negatif pada citra pariwisata.

Kesimpulanya ialah, Mengembangkan pariwisata bertaraf internasional tanpa memperbaiki fondasi akan berakhir pada kegagalan yang merugikan lingkungan, masyarakat, dan ekonomi lokal. Tantangan terbesar adalah memastikan bahwa rencana besar tidak hanya berorientasi pada keuntungan jangka pendek tetapi juga berfokus pada keberlanjutan, pemberdayaan masyarakat, dan perbaikan kondisi dasar.

Maka kami pasangan BERDAYA Sebelum melangkah lebih jauh, pemerintah dan stakeholder harus terlebih dahulu menyelesaikan masalah-masalah mendasar dan menunjukkan komitmen nyata untuk bertindak, bukan hanya bermimpi besar, dengan begitu barulah kita berpikir kembangkan pariwisata berkelas dunia, insyaAllah akan berhasil, bukan sekedar kerja usil.

Zamzami (Aktifis Pemuda Bangka Belitung)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *