Kbrina.com, Pangkalpinang – Di bawah langit senja Kota Pangkalpinang, semangat perubahan terpancar hangat dari Jalan Jenderal Sudirman, Gabek Dua. Senin sore (14/7/2025), pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota, Prof. Saparudin Masyarif (Prof. Udin) dan Dessy Ayutrina (Cece Dessy), meresmikan Rumah Juang UDES “Rumah Kita Semua”—sebuah ruang gagasan, kreativitas, dan perjuangan yang digagas anak-anak muda dalam wadah KOPRAL (Komando Perubahan Milenial).
Rumah Juang ini tidak hanya menjadi tempat berkumpul, tetapi juga simbol keterlibatan aktif generasi milenial dan Gen Z dalam perjalanan demokrasi lokal menuju Pilkada 2025. Dengan semangat “Bersama Kita Kuat, Bersama Kita Menang,” rumah ini berdiri sebagai pengingat bahwa perubahan besar selalu dimulai dari ruang-ruang kecil penuh tekad.
Dalam sambutannya, Prof. Udin mengungkapkan rasa bangga dan harunya atas inisiatif pemuda-pemudi Pangkalpinang yang mulai mengambil peran nyata dalam membangun kotanya.
“Rumah Juang UDES bukan sekadar tempat berkumpul, tapi wujud kesadaran baru bahwa masa depan Pangkalpinang ada di tangan generasi muda. Ini bukti nyata bahwa mereka bukan penonton, tapi pelaku sejarah,” ujar Prof. Udin dengan mata berbinar.
![]()
Ia juga berjanji akan membuka ruang sebesar-besarnya bagi gerakan anak muda jika diberi amanah memimpin kota.
“Anak muda butuh ruang, bukan dikekang. Mereka harus dilibatkan dalam kebijakan, diberi akses, didampingi, dan didengar,” tambahnya.
Cece Dessy, di sisi lain, menekankan pentingnya membangun ekosistem yang ramah bagi kreativitas dan semangat kolaborasi Gen Z dan milenial.
“Saya percaya, mereka adalah energi baru kota ini. Kalau diberi kesempatan, mereka bisa memimpin banyak hal—dari bisnis kreatif, digitalisasi pelayanan publik, hingga gerakan sosial yang menginspirasi,” ungkapnya.
Ia menyebut dukungannya akan konkret, mulai dari pelatihan, penguatan UMKM muda, hingga program fasilitasi komunitas dan akses teknologi.
Dari pihak KOPRAL, Rahmat selaku ketua menyampaikan bahwa Rumah Juang UDES lahir dari keinginan kuat untuk menghadirkan ruang terbuka dan inklusif bagi anak muda.
“Di sini semua boleh datang, tidak ada sekat. Mau nongkrong, belajar, diskusi, atau sekadar bermain musik, silakan. Yang penting, ada semangat bersama untuk berubah dan bergerak,” tutur Rahmat.
Harapan serupa disampaikan Akhmad Acong, yang melihat figur Prof. Udin dan Cece sebagai pemimpin yang bisa menjembatani generasi.
“Kami ingin pemimpin yang tidak hanya hadir saat kampanye, tapi juga setelahnya. Yang betul-betul peduli, dan menata kota dengan keberpihakan pada kami, generasi muda,” ujarnya.
Peresmian Rumah Juang UDES menjadi awal dari kolaborasi lintas usia dan lintas gagasan. Bagi Prof. Udin dan Cece Dessy, ini bukan sekadar agenda kampanye, melainkan wujud komitmen bahwa perubahan sejati hanya bisa terwujud jika anak muda berada di garis depan.
Dengan harapan yang tumbuh di dinding-dinding rumah itu, Pangkalpinang tak sekadar sedang menuju pemilihan—ia sedang membangun masa depan yang lebih inklusif, progresif, dan penuh harapan. (**/Esha)

